Muhammadiyah: Israel Langgar Hukum Kemanusiaan Internasional
IrsyadFalah--Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mengutuk keras serangan pasukan Israel di zona internasional terhadap kapal kemanusiaan yang mengangkut relawan dari seluruh penjuru dunia, dan bantuan logistik untuk masyarakat di jalur Gaza.
"PP Muhammadiyah menjelaskan, bahwa IHH, sebuah LSM advokasi dan kemanusiaan yang berpusat di Istanbul, Turki sebagai penggerak kapal bantuan kemanusiaan untuk menerobos blokade Israel terhadap Gaza tersebut, adalah mitra Muhammadiyah sebagai pendiri dan anggota Humanitarian Forum (HF)," kata Ketua PP Muhammadiyah Sudibyo Markus dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (31/5).
HF, menurut Sudibyo adalah sebuah jaringan kemitraan LSM Kemanusiaan Timur dan Barat, yang terdaftar di Charity Commission of UK and Wales di London.
Muhammadiyah, imbuhnya, sebagai satu-satunya LSM kemanusiaan dari Asia Tenggara sebagai pendiri dan anggota Humanitarian Forum, sangat menghargai inisiatif IHH untuk melakukan terobosan terhadap blokade Israel tersebut. Muhamamdiyah juga mengutuk keras tindakan brutal serdadu Israel yang jelas-jelas melanggar norma dan hukum kemanusiaan internasional.
"Selanjutnya PP Muhammadiyah mengimbau kepada dunia internasional, agar diadakan penyelidikan independen atas kebrutalan Israel tersebut," ujarnya.
PP Muhammadiyah juga meminta Kemlu RI untuk segera mengambil langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan para relawan dan wartawan Indonesia yang turut menjadi korban dan terperangkap dalam tindakan sewenang-wenang Israel tersebut.
Armada Kebebasan Bersandar di Ashdod Sepenuhnya Dikuasai Israel
Kapal-kapal pembawa bantuan ke Gaza dikuasai Israel dan dilabuhkan di AshdodIrsyadFalah.com--Enam dari delapan kapal Freedom Flotilla, termasuk Mavi Marmara, telah berlabuh di Pelabuhan Ashdod yang dikuasai Israel.
Status kapal-kapal tersebut seluruhnya berada dalam kontrol tentara Israel sejak mereka menyerang konvoi Freedom Flotilla menjelang subuh Senin dini hari kemarin.
Pemerintah Israel menahan dan memenjarakan para aktivis yang ikut dalam rombongan misi kemanusiaan tersebut jika mereka tidak mau dideportasi ke negara asalnya. Sedikitnya 600 orang aktivis berada di atas kapal yang ditahan Israel tersebut.
Menurut stasiun tv Al-Jazeera, hingga malam ini belum jelas, apakah para aktivis yang memilih untuk pulang akan langsung dibawa ke bandara udara di Tel Aviv malam ini juga (waktu setempat) atau menunggu esok hari.
Komisi HAM Islam: Israel Mendeligitimasi Dirinya Sendiri
IrsyadFalah--Israel menyatakan bahwa misi kemanusiaan Freedom Flotilla merupakan usaha untuk mendelegitimasi Israel. Pernyataan tersebut dibantah oleh IHRC (Islamic Human Rights Commission).
Ketua IHRC Massoud Shadjareh menyatakan bahwa serangan yang dilancarakan Israel atas misi damai kemanusiaan Freedom Flotilla bukan upaya delegitimasi Israel, justru Israel yang mendelegitimasi dirinya sendiri.
"Ironis, Israel menggambarkan armada ini sebagai upaya untuk mendelegitimasi Israel. Dengan membunuh para aktivis perdamaian, mereka (justru) lebih jauh mendelegitimasi dirinya sendiri."
IHRC juga menghimbau agar masayarakat internasional bereaksi melawan tindakan Israel.
"Waktunya bagi komunitas internasional untuk berdiri dan bertindak. Kegagalan mereka menyeret Israel untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya merupakan noda dalam catatan setiap organisasi internasional. Setiap negara yang mengaku mematuhi norma-norma internasional perlu meminta agar duta besar Israel di negara-negara mereka untuk pergi."IHRC adalah salah satu organisasi yang berpusat di Inggris dan memiliki status konsultasi khusus dengan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB.
Sebagian Aktivis Kemanusiaan Sudah Ditahan Israel
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam “Armada Kebebasan” telah dipindahkan ke tahanan oleh Israel dan tolak lakukan deportasiIrsyadFalah--Israel telah memindahkan sejumlah besar dari aktivis yang ikut serta di “Armada Kebebasan” ke beberapa tahanan yang telah mereka sediakan di Bi’r As Sabi’ di Ashdod. Hal itu mereka lakukan setelah mereka menolak mendeportasikan para aktivis tersebut, sebagaimana dilansir oleh stasiun televis Al Alam.
Sebagaimana disebutkan oleh Riyadh Al Asyqar, Direktur Komite Tinggi untuk Membantu Tawanan Nasional Israel menyatakan bahwa sejumlah aktivis yang tergabung dalam “Armada Kebebasan” telah dipindahkan ke tahanan, setelah mereka menolak mendeportasi para aktivis tersebut.
Israel juga sepakat melakukan deportasi terhadap sejumlah kecil aktivis di saat mereka memindahkan para aktivis lainnya.
Pabean Turki Sangkal Ada Senjata di Freedom Flotilla
IHH mengatakan, kapal di bawah kontrol Israel, dan Zionis bisa jadi menempatkan amunisi di atas kapal untuk memperkuat tudingan merekaIrsyadFalah --Ribuan rakyat Turki turun ke jalan Senin hari ini untuk memprotes serangan Israel atas konvoi Freedom Flotilla yang dilancarkan subuh sebelumnya, yang merenggut sedikitnya 19 nyawa relawan dan melukai puluhan orang lainnya.
Setidaknya 2.000 orang menyemut di Lapangan Taksim di kota Istanbul menjelang siang tadi. Sambil membawa bendera Turki dan Palestina, mereka meneriakkan seruan agar pemerintah Turki mengambil tindakan atas penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh tentara Israel atas rakyat sipil dalam rombongan misi kemanusiaan Freedom Flotilla.
Para demonstran juga berteriak lantang mengutuk Israel dan memberi semangat perjuangan.
"Salam kepada orang-orang Palestina dan armada kemanusiaan, teruskan perlawanan!" teriak mereka. "Kerahkan tentara Turki ke Israel!" suara demonstran lainnya.
Presiden Palang Merah Turki Tekin Kucukali mengatakan organisasinya telah siap untuk memberikan pertolongan medis kepada orang-orang sipil selama serangan Israel tersebut.
"Serangan militer atas orang sipil yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza membuka luka dalam diri orang banyak. Kami siap memikul tanggung jawab untuk membawa korban luka ke tempat-tempat yang aman dan mengobati luka mereka di sana," tegasnya.
Sementara itu para pejabat pabean Turki di kota Antaliya mengumumkan bahwa para penumpang yang menaiki kapal Turki dalam rombongan kemanusiaan itu tidak membawa senjata apapun bahkan pisau bersama mereka.
"Semua penumpang naik ke kapal setelah dipindai. Catatan kami menunjukkan tidak ada senjata yang dibawa oleh mereka," kata pihak pabean.
Pengumuman tersebut secara langsung menampik tuduhan Israel yang mengatakan bahwa para aktivis kemanusiaan telah bersiap-siap untuk melakukan penyerangan terhadap Israel dengan senjata.
IHH organisasi kemanusiaan yang menjadi penggagas misi kemanusian ke Gaza kali ini menyatakan kekhawatirannya atas kemungkinan kelicikan yang dilakukan tentara Israel. Ia khawatir karena bisa jadi Israel sengaja menanamkan senjata-senjata di atas kapal setelah pasukan Zionis menguasainya.
"Jangankan senjata (api), pisau besar saja tidak ada di atas kapal-kapal itu. Tapi sekarang kapal-kapal berada di bawah kontrol Israel, dan Israel bisa jadi menempatkan senjata dan amunisi di atas kapal-kapal tersebut untuk memperkuat tudingan mereka," kata Wakil Presiden IHH Yavuz Dede.
Ahmet Mercan, seorang pejabat IHH lainnya mengatakan serangan berdarah yang dilancarkan Israel merupakan "perang unilateral". "Tindakan itu menunjukkan bahwa Israel bukan sebuah negara atau sebuah komunitas masyarakat, melainkan sebuah organisasi teroris. Dunia sekarang diuji, apakah mereka akan memihak HAM atau tidak? Bagaimana dunia akan bereakasi atas serangan semacam itu? Israel yang memicu perang," tegas Mercan.
Terluka, Namun Tetap Diborgol Zionis-Israel
Muncul foto pertama mengenai korban serangan brutal Israel. Seorang laki-laki yang menderita luka-luka cukup parah diborgol tangannyaIrsyadFalah—Media Turki, Birgun.net, melansir sebuah foto yang dipublikasikan pertama kali, mengenai korban serangan brutal pasukan Israel terhadap para aktivis kemanusiaan Freedom Frotilla, yang hendak mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza.
Di foto, yang diambil seorang wartawan Reuters tersebut nampak seorang laki-laki yang menderita luka-luka cukup parah dengan tangan diborgol, diangkat dengan tandu oleh pasukan Israel. Laki-laki tersebut telah ditembak leher dan kepalanya.
Dompet Dhuafa: Israel Menghina Dunia
Menanggapi sikap brutal Israel, sejumlah LSM akan menggalang aksi mendukung perjuangan aktivis kemanusiaan serempak di Bundaran HI, hari ini Selasa (1/06) pagiIrsyadFalah--Tragedi penembakan tak berperikemanusiaan yang dilakukan Angkatan Laut Israel terhadap konvoi kapal kemanusiaan Marvi Marmara yang sedang berlayar membawa 10 ribu ton bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza, memancing kemarahan dunia.
"Kita mengecam keras tindakan brutal militer Israel yang menembaki kapal dan menerjunkan pasukan menyerbu secara membabi-buta kapal yang berisi para relawan dari 50 negara yang sama sekali tak bersenjata," demikian press release Dompet Dhuafa.
Sebagaimana diketahui, Senin (31/5), militer Israel menyerang kapal yang berisi bantuan dan aktivis kemanusiaan bagi rakyat Palestina yang kini tengah diblokade oleh Israel. Sedikitnya 19 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Kapal diketahui mengangkut lebih 600 aktivis kemanusiaan dan sejumlah anggota parlemen dari sejumlah negara. Rombongan terdiri dari organisasi rakyat dari lebih 50 negara di bawah koordinasi IHH (Insani Yardim Vakfi), yang berbasis di Turki.
“Hari ini adalah hari berkabung bagi seluruh relawan dan pegiat kemanusiaan seluruh dunia. Kami menyebutnya sebagai Black Monday atau Senin Hitam bagi sejarah kemanusiaan dunia,” ungkap Direktur Program Dompet Dhuafa, Arifin Purwakananta di Jakarta, Senin (31/5), di tengah rapat guna membahas aksi dengan sejumlah organisasi kemanusiaan.
Arifin menegaskan bahwa kegiatan bantuan kemanusiaan dilindungi oleh hukum internasional, oleh karenanya, apa yang dilakukan oleh militer Israel adalah sebuah pelecehan dan penghinaan terhadap hukum internasional. “Penembakan kepada relawan kemanusiaan merupakan hal yang melanggar nilai kemanusiaan dan hukum International,” tandasnya. Lebih lanjut, dia menghimbau seluruh aktivis kemanusiaan mengenakan pita hitam sebagai tanda berkabung dan wujud keprihatinan atas tragedi kemanusiaan ini.
Menanggapi sikap brutal tentara Israel ini, Dompet Dhuafa bersama sejumlah lembaga kemanusiaan yang selama ini concern dengan isu Palestina akan menggalang aksi mendukung perjuangan aktivis kemanusiaan yang saat ini telah berangkat ke Gaza, dan serempak mengecam tindakan brutal Israel ini.
Aksi solidaritas ini akan dilaksanakan di Bundaran HI, pagi ini Selasa (01/06) mulai pukul 06.30 WIB.